Cita cita ku menjadi engineer

Kadang memang kita sering tertawa kalau mengingat kembali masa masa kecil kita yang di penuhi tawa dan canda tanpa ada beban menatap masa depan, ketika kita ditanya ingin menjadi apa maka sangat umum jika anak laki laki akan menjawab ingin jadi polisi atau tentara. Sedangkan anak perempuan akan menjawab ingin menjadi dokter. Entah mengapa, memang ketika aku kecil sangat senang melihat para polisi atau tentara berseragam lengkap dan gagah terasa sangat laki, mungkin itu juga yang di lihat oleh anak anak perempuan, seorang dokter yang ramah dan cantik yang siap menolong setiap saat.

Seiring waktu, terutama saat akan lulus SMA kadang tiap kita menjadi galau mau kemana yah? ada yang dengan mudah menentukan pilihannya di karenakan bakat yang sudah ada dan ada juga yang pusing tujuh keliling. Honestly ketika aku akan lulus SMA aku juga sempat galau dan berpikir apa yang kira kira mudah dijalani dan bisa membuat aku dapat kerja dengan segera. Sempat terpikir untuk sekolah gratis di STPDN, tapi sayang ketika mengukur tinggi badan ga lolos test hehe..

Akhirnya aku menjatuhkan pilihan pertama untuk mengambil jurusan elektro, sedang ortu ku meminta untuk menjadi dokter, tetapi karena menimbang kemampuan memory otakku yang sepertinya gak kuat menampung isi buku Sobota akhirnya aku memilih kedokteran sebagai pilihan kedua, memang lucu karena ini seperti pilihan bunuh diri, karena kalau pilihan pertama gagal otomatis gak akan masuk juga di kedokteran. Untunglah aku akhirnya bisa mempersunting seorang dokter yang sangat cantik dan luar biasa, setidaknya aku gak dokter tapi istriku seorang dokter.

Tantangan pertama, adalah lulus UMPTN.Tantangan ini membuat saya sangat grogi dimana sebagian teman teman memiliki dana yang cukup untuk ikut bimbel dan saya hanya bermodalkan sebuah buku lusuh tips dan trik lulus UMPTN. Aku tidak ikut bimbel tetapi fokus di rumah melakukan latihan soal, tapi alhamdulillah Allah selalu memberi jalan keluar bagi saya dan alhamdulillah bisa lulus di UNHAS fakultas teknik jurusan Elektro.

Tapi aku bersyukur ternyata memang minat dan bakat saya di situ saya sangat enjoy dan menganggap cita cita sebagai hobby yang menantang. Ya, menjadi Engineer dunia itulah cita cita saya sejak dulu khususnya saat lulus kuliah.

Pertanyaan mungkin timbul mengapa anda memilih untuk menjadi engineer, ada beberapa alasan bagi saya pribadi antara lain: saya pada dasarnya orang yang menyukai ilmu eksak dan tidak berbakat, lebih tepatnya tidak suka dengan hal hal yang berbau politis dan lebih senang mengatur alat di banding mengatur orang yang penuh intrik. Kemudian aku selalu penasaran dengan hal hal teknis. Kalau anda memiliki ciri yang sama dengan saya mungkin sebaiknya anda berpikir menjadi engineer.

Menghabiskan waktu di kampus dan di Lab untuk sekedar iseng melakukan percobaan kecil kecilan membuat aku menikmati kehidupan kampus. Kadang yang membuat aku betah adalah tantangan bermain game jaringan dari teman temanku. Sebagai salah satu asisten Lab komputer tentunya dengan mudah men-setup semuanya.

Saat baru saja lulus tantangan kedua ada di depan mata, melepaskan gelar pengangguran. Untung saja ada temanku Mas Fahri, yang mengajak saya untuk gabung ke Jakarta ke sebuah perusahaan system integrator di bidang oil and gas. Dari situlah perjalanan panjang saya menjadi seorang engineer di mulai...

Salah satu pose narsis di Platform CNOOC tahun 2004

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Road Trip Adventure : Pengalaman Nyetir dari Abu Dhabi ke Oman

One Of The Best Place for Retire, Sorowako