Om Irvan, Edisi Sahabat # 1


Tidak terasa kawan, sudah lebih dari satu tahun saya menetap dan bekerja di Kuwait. Pengalaman di Kuwait ini sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga, banyak suka dan duka yang saya lewati dan alhamdulillah.. alakullihaal... semuanya adalah karunia dari Allah yang tidak akan bisa tergantikan.. ya, cerita ini juga adalah salah satu karunia dari Allah yang tidak bisa aku tuliskan menjadi kata kata jikalau saya tidak pernah menginjakkan kaki di negri emas hitam ini.

Ketika pertama datang di guest House KPC, masih terkenang dengan jelas, om Irvan  yang nama aslinya Irvan Herry Winarko, datang dengan senyuman yang lebar bersama ketiga teman  yang lainnya yang menjadi teman baikku menjalani masa masa senang dan sulit di Kuwait. Ada sekantung makanan ditangannya. Dengan ramah beliau mempersilahkan saya untuk membukanya.. katanya ini menu khas kuwait dari Mama Lala.. Eh baru datang di Kuwait di suguhin makanan indonesia, Sup buntut dan gorengan.
Pertama datang bertemu on Irvan dan kawan kawan

Om Irvan ini adalah orang pertama yang datang dari grup seangkatan kami di Kuwait dan bekerja sebagai Civil Engineer di KNPC. Kami sangat berterima kasih kepada beliau karena dia adalah orang pertama yang tiba di kuwait dari grup kami dan yang salutnya beliau berangkat tepat sebelum tahun baru 2014 dan beliau menghabiskan malam tahun barunya di Kuwait. Tapi pada dasarnya memang om Irvan ini orang yang tangguh dan terbiasa dengan kondisi seperti  ini, cepat beraptasi dan akhirnya banyak hal yang kami belum tahu sebagai newbie di Kuwait akhirnya beliau yang merintisnya. Datang di saat musim dingin yang mungkin bagi orang yang baru merasakan akan cukup menyiksa, dan benar saja tidak begitu lama neliau jatuh sakit dan harus di rawat beberapa hari di hospital. Tetapi alhamdulillah banyak kawan kawan dari KOC dan IATMI yang membantu beliau di saat sakit.

Om Irvan adalah orang yang supel dan easy going, tidak pernah sekalipun saya melihat raut wajah beliau marah ataupun cemberut, yang ada adalah selalu senyum bahkan salah seorang India yang duduk dekat dengan beliau bilang ke saya "your friend is always happy, He always smiles to me".  Setiap kami kumpul-kumpul maka yang paling gampang untuk mentraktir kami adalah beliau. Kadang permintaan traktir itu sebenarnya hanya candaan tetapi selalu di tanggapi oleh beliau.
Om Irvan Nraktir 

Saat dapat kiriman rendang dari Istri om TJ


Karena kami hanya sekelompok komunitas kecil orang Indonesia di Kantor (saat itu 6 orang) maka seakan akan kami merasa sudah seperti saudara, tidak ada rahasia di antara kita, tidak ada batas di antara kita, spapun bantuan yang saya minta ke beliau selalu di berikan. Yah memang om irvan ini suka membantu.

Aku teringat suatu saat beliau menceritakan keingin beliau untuk bisa berumroh dan membatalkan rencana cutinya ke Indonesia, tapi pada saat yang bersamaan issu tentang MERS merebak di arab saudi yang membuat dia mengurungkan niatnya. Mungkin lain kali katanya...

Masih teringat kami berkumpul bererita dan jalan bareng, penuh canda tawa dan banyak cerita cerita lucu dan kenangan menyenangkan lainnya. Kalau urusan makan memang beliau jagonya, sering beliau memesan makanan yang banyak saat kita berkumpul.

Beliau juga kadang jahil dan selalu punya ide ide kreatif untuk ngerjain orang, salah satu korbannya adalah pak Tajuddin.. kadang di whatsapp beliau bercerita kalau yang ada di kantor baru Al zour sudah dapat ribuan KD tambahan gaji, sampai pak Tajuddin pun percaya dan pengen segera pindah ke kantor baru. Eksis di facebook juga adalah salah satu cirihas om Irvan, seakan ia ingin meninggalkan semua jejak kehidupannya selama di Kuwait.

Kondisi berubah ketika beliau sudah mulai merasakan sakit, ya kami juga tidak tau sebenarnya apa yang terjadi. Awalnya kami kira hanyalah sakit karena rasa capek sepulang cuti dari Indonesia, masih teringat saat om Irvan mengeluhkan sakitnya pertama kali kalau beliau merasakan rasa lemah di kakinya. Perjalanan dari office project ke admin building menjadi perjuangan yang panjang bagi nya, pada saat ada permintaan mengikuti meeting.

Sampai suatu saat ketika beliau sangat sulit untuk melangkahkan kakinya, karena beliau beserta mas Bowo dan Pak Ridwan sudah pindah ke ZOR office yang jaraknya 30 KM dari kantor di Min Abdullah saya tidak ikut merasakan bagaimana mereka berdua harus memapah om Irvan setiap hari saat masuk ke kantor.

Keceriaan yang dulu masih tetap terlihat di raurt wajahnya walaupun kami tahu kondisi ini tidak biasa dan harus dicari solusinya. Akhirnya beliau memutuskan untuk pulang ke Indonesia untuk melakukan pengobatan, dan memang saat beliau akan berangkat ada sedikit perasaan hawatir yang saya rasakan jangan sampai ini adalah saat terakhir kami berkumpul. Dan akhirnya saya bersama kawan kawan berinisiatif mengadakan acara makan makan di rumah.

Makan makan terakhir bersama Om Irvan
Sekembalinya beliau ke tanah air, kami selalu intens menghubungi beliau dan terus memberikan semangat, tapi bahkan tidak pernah kami dengar beliau patah semangat dengan kondisinya. Sampai suatu hari kami menghubungi beliau sembari menggunakan video call kami perlihatkan kantor kepada beliau dan kami katakan kantor ini selalu menanti om Irvan, tiba tiba suara beliau tersedak dan terdengar lirih isakan tangis beliau. Kami juga ingin menahan air mata yang seakan akan siap mengalir di pipi kami.

Terakhir kali kami menelpon beliau saya katakan, om Irvan, jangan patah semangat insha Allah saya sudah doakan di multazam saat umroh. Suaranya sudah tidak setegar sebalumnya dan terdengar jelas tarikan nafas yang tersengal. Sampai akhirnya hari sabtu tepatnya 14 Maret 2015 kami mendengar kabar duka tentang dirimu.. Ya, kau telah lebih dulu menemui sang Pencipta mendahului kami di sini..

Ramadhan kali ini kami tidak bisa lagi berkumpul bersamamu, jalan bersama mencari masjid tempat berbuka puasa, makan malam bersama selepas tarwih dan bercanda ria dengan mu. Semoga Ramadhan kali ini kami bisa menjalaninya dengan baik dan terus di berikan kesempatan untuk menjumpai ramadhan ramadhan berikutnya. Semoga Allah selalu merahmatimu.



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cita cita ku menjadi engineer

Road Trip Adventure : Pengalaman Nyetir dari Abu Dhabi ke Oman

One Of The Best Place for Retire, Sorowako