Akhirnya Baju Kaos itu Sampai ke Menara Eiffel



Alhamdulillah seminggu sudah saya melaksanakan tugas kantor di Belanda tepatnya di Dordretch tanpa ada halangan yang berarti. Kebetulan perusahaan tempat saya bekerja membeli peralatan metering di sebuah perusahaan di Belanda. Tepatnya saya melakukan FAT untuk Custody metering system untuk marine terminal export yang di buat oleh KROHNE, mungkin bagi engineer akan tahu yang saya maksud hehehe..

Sebenarnya untuk beberapa kota besar saya biasanya mengandalkan moda transport taxi atau train untuk bepergian, karena ini pertama kalinya saya ke Netherlands, saya kurang yakin apakah mudah untuk mendapatkan taxi di sana apalagi tempat saya tinggal berlokasi di daerah yang sepertinya agak sepi yaitu Dordretch, berlokasi di tengah Netherlands maka sayapun menggunalan mobil rental  selama kurang lebih 2 minggu di sana. Sebagai info ternyata lagi lagi SIM Indonesia bisa berlaku di sana, bingung juga koq di terima aja yah. Saya juga memilih untuk tinggal di Apartment di banding Hotel.

Sampai di Apartment saya cukup kagum dengan kondisinya yang cantik dan unik, halaman luas dan kamar yang luas dengan peralatan masak yang lengkap. Penghangat menggunakan LPG line terus menerus nyala untu kmenjaga kehangatan ruangan maklum suhu disini antara 1 sd 4 derajat. KArena apaartement ini adalah rumah orang belanda, berlokasi di kompleks perumahan, emang cantik rumah rumah di sini dengan model klasik dan uniknya semua rumah disini memiliki jendela kaca transparant yang besar dan mereka sepanjang hari membuk gordennya sehingga anda bisa langsung melihat penghuninya berada di dalam rumah apakah lagi makan atau lagi bercengkrama dengan keluarganya.
halaman luas di tambah mobil sport

ayam juga ada

kaca depan yang lebar

alat masak lengkap tapi masaknya cuman telor

Setelah menjalani kurang lebih 5 hari FAT maka tibalah hari yang ditunggu tunggu yaitu weekend. Selepas dari kantor saya langsung menyambangi Kinderdijk, Sebuah pedesaan yang merupakan salah satu iconic kota Holland dan juga merupakan UNESCO Heritage dengan pemandangan Kincir angin. Kincir kincir angin ini di bangun tahun 1740 untuk mengatasi banjir di area itu dengan memompa air ke laut.
berpose di kincir angin


Malamnya saya langsung bertandang ke Denhaag ke rumah salah satu kawan yang dulu di Kuwait, Mas Jafar namanya, alhamdulillah bisa bersilaturrahmi dengan beliau. Cerita dengan mas Jafar terlihat jelas bahwa kondisi bekerja di sana jauh terasa lebih baik dari kondisinya di Kuwait di karenakan orang-orang disini yang ramah dan sangat humanis. Selepas itu saya bertandang pula ke rumah pak Jamal, beliau adalah salah satu perawat yang bekerja di Belanda, sudah 16 tahun beliau bekerja di sini, bahagia sekali bisa bertemu walaupun belum kenal sebelumnya. Berkat Pak Edi Rahmat memberi informasi tentang beliau dan alhamdulillah selain bertandang juga saya menikmati makan malam khas Indonesia di rumah beliau. dikarenakan jarak Denhaag dan Dordreitch cukup lumayan saya akhirnya nyampai di rumah sekitar setengah 11 malam.

Kiri dengan mas Jafar, Kanan dengan Mas Jamal

Paginya saya langsung beberes untuk perjalanan jauh, walaupun sempat ragu juga apa iya, mau nyetir sampai ke Paris.  Akhirnya saya putuskan untuk berangkat walaupun saat itu cuaca kurang bersahabat yaitu hujan turun terus menerus dari pagi hari. Permen mint anti ngantuk dan perbekalan lainnya sudah siap akhirnya bismillah saya mulai nyetir menuju Paris.
Mempelajari jalur jalan di Peta

Untuk ke Paris saya harus menempuh perjalanan lebih dari 400 KM jadi bolak balik hampir 900 KM dan memakan waktu minimum 4 sd 5 jam tanpa stop jadi saya menghabiskan waktu di jalan lebih dari 10 Jam!! (karena beberapa kali stop di POM bensin akhirnya sampai 5 jam lebih).
Jalur Doerdretch to paris

Untuk sampai ke paris kita harus melintasi Belgia, sebagai info, tidak ada screening atau pemeriksaan passport di perbatasan dan system pemindaian digunakan untuk memantau adanya mobil dari negara lain yang masuk, artinya mobil akan di scan otomatis dan ter register di system mereka. Sambil melewati Belgia tentunya saya juga tidak mau menyia nyiakan kesempatan ini dan menyempatkan diri untuk singgah ke monumen Atomium. Bangunan ini merupakan iconic kota Brussels yanag dibangun tahun 1958 untuk memperingati World Expo. Tingginya lebih dari 100 meter dan terbuat dari stainless steel.

Atomium, mukanya di foto biar bukti  asli saya udah ke sini


Cuaca sangat dingin saat itu membuat saya tidak mau berlama lama di Brussels saya langsung tancap gas ke Paris. Memang bagian inilah yang penuh tantangan karena jarak Brussel ke Paris masih 350an KM. Kebayang kan harus seberapa semangat baja untuk bisa sampai ke sana mana dingin dan menyetir sendiri.. tapi tentunya di dalam mobil heater dinyalakan terus cuman ngantuk nya aja yang butuh perjuangan, Kecepatan maximum di jalan bervaiasi, ada yang 110 KM/Jam  dan 130 KM/Jam. Di beberapa bagian kota akan dibatasi 90 KM/Jam. Saya cuman meniru aja gaya nyetir mobil mobil dijalanan. Jika mereka kencang yah saya juga ikut ikutan walaupun kadang melihat speedometer sudah mendekati 140KM/Jam.

Di tengah jalan saya cukup surprise ternyata ada juga unit usaha Kuwait di France yaitu Q8 (Kuwait Petroleum International). Mereka memiliki tempat pengisian bensin dan peristirahatan yang lumayan lengkap dan luas di sana.
Pom Bensin Q8

Jalanan sangat mulus dan rapih, serta luas. Masuk ke France kita harus mengambil tiket toll dan sampai di pintu keluar saya pun membayar sebesar 14,6 Euro. Perlu diingat bahwa ada dua tipe pembayaran tersedia, yaitu dengan kartu khusus seperti e-toll di indonesia atau cash jangan salah masuk gerbang. Jika anda tidak membawa uang kertas pilihan kartu kredit bisa digunakan.

Alhamdulillah tidak sia sia perjuangan saya yang akhirnya bisa sampai ke Kota Paris dan langsung menuju menara Eiffel, kota paris cukup padat dan bahkan menurut saya untuk bagian, kota Jakarta malah lebih cantik. Saya langsung nyari tempat parkir dan segera melakukan pembayaran tiket, sebelum kedeluan ama screening polis. Saya pun membooking parkir selama 1 jam karena kalau telat maka saya akan kemalaman di Jalan. Sayang sekali istri saya yang tercinta Naimah tidak ada di sini sehingga ada satu yang kurang... berfoto romantis bersama Istri di depan eiffel.
tempat bayar parkir


Ada cerita unik dibalik kenekatan saya nyetir dari Belanda ke Paris, saat saya masih di Indonesia sekitar hampir 6 tahun yang lalu saya membeli baju Kaos bertuliskan PARIS, saat membeli baju kaos itu  dalam hati saya katakan suatu saat akan saya pakai baju kaos ini di depan Menada Eiffel dan setiap saya setrika dalam hati saya katakan akan saya buktikan nanti, ternyata alam bawah sadar terus bekerja dan Allah jua lah yang kemudian memberi jalan selama hampir 6 tahun akhirnya keinginan itu terwujud!! saya menggunakan baju itu di depan menara eiffel.  Jangan anggap remeh impian anda. Jika anda sungguh sungguh maka dia akan terwujud suatu saat..

Tahun 2012, beli baju kaosnya

2018- pembuktian baju kaos ini sampai ke menara eiffel

Comments

  1. Alhamdulillah..dream comes true....
    Sukses trus ya dek ibe...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cita cita ku menjadi engineer

Road Trip Adventure : Pengalaman Nyetir dari Abu Dhabi ke Oman

Pengalaman Pengurusan Family Calling Visa ke Kuwait