Mencari Islam di Amerika

Pengalaman berada di Amerika, sendiri tanpa ada teman yang lain memang sangat berkesan. Walaupun bukan dalam waktu yang lama tetapi kesempatan mencari hikmah dari setiap detik kehidupan yang dilewati adalah sebuah keharusan.

Total seminggu sudah saya di Negara adidaya pemegang kekuasaan dunia saat ini. Tidak bisa anda pungkiri, walaupun mungkin ada sebagian dari kita yang membenci Amerika, tetapi inilah kenyataan saat ini, mereka masih menjadi negara adidaya pemegang kontrol kekuatan dunia. Kalau tidak percaya anda buka deh http://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp anda silahkan bandingkan dengan negara apa saja, amerika tetap teratas.

Seminggu saya tinggal di  Minden sebuah kota kecil bagian dari Nevada, tidak ada satupun masjid dan sangat sedikit saya meihat kaum imigran di tempat ini, di negara bagian lain dengan mudah kita melihat orang asia menjadi pekerja tetapi di sini, hampir semuanya adalah kulit putih. Tidak ada satupun masjid di sini dan sayapun harus rela dihari jumat menjalani rutinitas keseharian tanpa melakukan sholat jumat, yah mau bagaimana lagi, tidak ada masjid di sini.

Seminggu sudah kerinduan untuk menjalankan sholat di masjid kemudian memberanikan diri saya untuk melakukan perjalanan didaerah Amerika untuk bertandang ke masjid di sekitaran California, yang merupakan negara bagian terdekat dari Nevada.

Alhamdulillah sebelumnya saya dikenalkan dengan salah seorang kawan Indonesia berkat jaringan diaspora Bapak Edi Rahmat yang juga menjabat ketua diaspora Indonesia di Kuwait. Dari beberapa nomer yang diberikan akhirnya saya janjian dengan Bapak Yusuf Kurniawan salah seorang Professional Indonesia yang bekerja di anak perusahaan Apple Inc. California.

Perjalanan ini saya  mulai dengan melakukan searching word "masjid" di google map. Dan akhirnya mendapatkan masjid terdekat adalah masjid An Nur Islamic Center di Sacramento. Jaraknya 126 Miles (sektar 202 KM) dari minden. Ada dua pilihan jalan, satunya adalah melewati jalur pegunungan dengan jalanan yang kalau di Amerika terbilang kecil karena hanya di peruntukkan untuk dua lajur jalan tanpa adanya median pemisah jalan di tengah. Tapi menurut saya ini jauh lebih besar dari Jalan antar propinsi Sulawesi - Luwu Timur yang sering saya lalui dulu. dan kediua melalui jalur jalan highway 80 yang lebar karena satu ruasnya terdiri dari 3 jalur, jadi total kiri dan kanan adalah 6 jalur kendaraan.


Saya akhirnya memilih jalur yang pertama, karena ingin melihat pemandangan pegunungan, dan memang tidak salah karena jalur ini sangaat indah. Anda seakan berkendara di negeri dongeng dengan keindahan hutan pinus di kiri kanan jalan, bahkan saya sempat melihat rusa liar berkeliaran di sepanjang jalan.

Salah satu pemandangan indah sepanjang jalan



Indahnya pemandangan


Setelah menempuh perjalanan  2 setengah jam Alhamdulillah saya tiba di masjid An Nur Islamic Center. Tepat di sebelah masjid tersebut terdapat Toko Halal Food yang bernama Red Sea Market & Halal Meat. Ini adalah hari pertama saya mendapat sapaan "Assalamualaikum", sapaan yang sudah saya rindukan seminggu ini karena di Kuwait bahkan saat anda masuk ke dalam lift pun orang akan mengucapkan assalamualaikum. Dengan sapaan yang ramah dari sang penjaga toko yang kelihatannya adalah imigrant ras arab akhirnya saya mmebeli kurma, kacang dan beberapa cemilan lain untuk melanjutkan perjalanan. Tidak lupa saya berkunjung ke Masjid Annur untuk mengambil beberapa foto.
masjid AnNur

Sekolah Al Arqam di Kompleks AnNur

Halal Market

Jualan Quran

Kurma Asli Amerika


Setelah itu sayapun melanjutkan perjalanan ke San Jose, tempat dimana Pak Yusuf bermukim, akhirnya kamipun janjian untuk bertemu di kompleks  MCA (Moslem Community Association). Saya pun kagum ketika betandang ke kompleks MCA ini, saya tidak menyangka ada fasilitas komunitas Muslim yang cukup besar dan lengkap di Amerika ini. Di mana ada fasilitas sekolah, masjid, Playground dan banyak lagi. Sambil menunggu beliau iqomah duhur pun terdengar dan Alhamdulillah ini adalah kali pertama saya sholat berjamaah dan sholat di Masjid di Amerika. Di masjid ini hampir kelihatan semuanya adalah warga imigrant arab, india dan pakistan. Setelah sholat saya pun bertemu dengan Pak Yusuf, Beliau memiliki tiga orang anak dan salah satunya sudah menghapal lebih dari 8 Juz di sekolah MCA ini.

MCA California

Kami pun melanjutkan dengan makan siang di kantin, dan seperti halnya di Kuwait, makanan yang tersedia adalah Briyani dan kari ayam, makanan khas India - Pakistan. Tidak bisa dipungkiri mereka adalah bangsa imigran terbesar hampir di seluruh negara di dunia. Kami pun mengobrol ringan tentang bagaimana kehidupan dan Islam di Amerika, anak beliau bersekolah di MCA untuk khusus menjadi hafidz, dan bahkan dari sekolah ini sudah ada beberapa hafidzoh di lahirkan, saya pun terkesima bahwa di negara liberal ini masih bisa lahir para penghafal quran. Subhanallah, begitulah kuasa Allah. Syukurnya di California sendiri jumlah muslim cukup besar dan tidak susah untuk mendapatkan masjid di sini, beda dengan tempat beliau sebelumnya di Las Vegas.

Saat ini dimana suksesi pemerintah di Amerika baru saja terlaksana, memang ada  tekanan kepada masyarakat Islam, bahkan para imigran tenaga kerja muslim di Amerika harus cukup berhati hati, bagaimana tidak. Di border bahkan bisa saja security akan meminta anda membuka akun whatsapp dan melihat percakapan anda di grup WA dan juga akun facebook anda. Jika ternyata dinilai mencurigakan  bisa saja anda di "ban" saat itu juga dan tidak boleh ke Amerika lagi. Beliaupun menanyakan jika mau berkunjung kemasa saja, tetapi saya katakan bahwa tujuan saya adalah silaturrahmi, mau di bawa kemana saja silahkan.

Akhirnya sambil menyempatkan diri akhirnya kami ke tempat pusat dari peradaban teknologi Internet di dunia saat ini, bahagia sekali saya bisa ke kantor pusat Apple, Google, Facebook dan Symantec. Semuanya berada di sekitaran San Jose, Silicon Valley. Memang Amerika memiliki orang orang dengan kreativitas extra ordinary. Boleh saja China memenangkan perdagangan barang di dunia tetapi Amerika sulit di kalahkan sebagai idea initiator. Ide ide cemerlang perubah peradaban dunia lahir dari orang orang di Amerika. Saya berharap suatu saat orang Indonesia juga bisa seperti ini dalam kualitas intelektual masyarakatnya.


Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke masjid Fiji sebelum bertandang ke salah satu pengajian Masyarakat Indonesia di California. Sekali lagi saya takjub melihat sebuah masjid yang mungkin tidak terlalu besar, tetapi dia berada di tengah kompleks elit masyarakat Amerika, menurut info bahwa masjid ini lebih dulu di bangun di banding perunahan di sini. Itulah makanya tidak ada orang yang protes untuk memindahkan masjid ini.

Masjid Fiji


Setelah sholat ashar di sana kamipun menuju Daly Citi California. Disini diadakan pengajian dengan tema doa untu kpada hujjaj (jamaah haji) Indonesia yang akan berangkat tahun ini dari Amerika. Di pengajian tersebut Ustadz Adi membawakan ceramah dalam bahasa Inggris dicampur bahasa Indonesia. Beliau sudah cukup lama tinggal di USA, sejak tahun 1992, luar biasa. Alhamdulillah bisa bertemu komunitas muslim  Indonesia dan tidak kalah penting adalah menikmati bakso dan berbagai makanan Indonesia lainnya.

Makanan Indonesia

Bakso Amerika


Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan jam 8 malam, walaupun saat itu masih terang karena maghrib jatuh pukul 8.30 malam. Saya pun gelisah karena pak Yusuf dari tadi tidak kelihatan, memang beliau izin untuk tidak ikut pengajian tersebut karena suatu hal yang urgent. Tetapi saya merasa berat untuk meninggalkan California tanpa berpamitan dengan beliau, sampai akhirnya tiba pukul 9.15 malam ketika acara berakhir akhirnya saya putuskan saya harus pulang kalau tidak saya harius menginap di sini.

Ini adalah bagian cerita yang paling seru dan mungkin paling berkesan bagi saya, bagaimana tidak, saya harus menempuh 5 jam perjalanan driving sendiri di tengah malam di rute yang belum pernah saya lalui. Nekat memang, karena paling tidak saya akan tiba jam 2 malam di Nevada jika semua berjalan lancar dan yang paling menakutkan karena ritme tubuh yang sebenarnya sudah sangat lelah ditambah jetlag yang meminta tubuh ini untuk tidur saja. Setelah bertawakkal dalam hati saya mengatakan, di Sirowako saya bisa nyetir 12 jam nonstop menuju Makassar, di sini pula insya Allah bisa. Sifat nekat ini sebenarnya di tularkan oleh Istri saya tercinta, sayang kamu tidak ada saat abi membutuhkan assistan pilot hehehe.

Akhirnya saya pun memulai perjalanan malam ini, kesalahan pertama pun terjadi, saya salah mengambil jalur yang akhirnya membawa saya kembali ke San Jose, degan nekatnya akhirnya gaya mengmudi Kuwait pun saya pakai, potong sana sini, dan yang membuat saya lemas, jalur yang salah pun membawa saya ke down town San Fransiso, Saya meihat di google map, jalur down town berwarna merah pekat karena malam ini adalah malam minggu. Sambil mencoba tenang karena akhirnya saya kehilangan setengah jam lagi untuk sampai ke Nevada, mata saya melihat sebuah televisi dengan iklan Yahoo "why need to rush? It's saturday!". Dalam hati saya pun bergumam.. "yes you are correct..! :-)

Semua ada hikmahnya, ternyata jalur downtown itu mengarahkan saya ke jalur bridge terpanjang di San Fransico, yaitu Oakland Bay Bridge yang membawa saya ke jalur highway 80. Tahun 2008 saya sempat berpose dari jarak jauh dengan latar jembatan ini, tapi hari ini saya mengemudi di atasnya. Sebuah kebetulan? atau proyeksi masa depan?


Oakway Bridge

Mengemudi dengan kecepatan 140 KM/Jam saya tidak lagi menghiraukan speed limit 65 Mph (100 Km/h) di jalur highway. Akhirnya hal yang ditakutkan pun mulai menyerang, musuh terbesar pengemudi pun datang  yaitu "ngantuk". Di Highway Amerika sendiri hampir setiap 20 mil akan ada exit ke station bensin atau rest area sehingga anda bisa singgah untuk mengaso atau minum kopi. Akhirnya karena sudah tidak tahan  saya pun keluar ke jalur exit dan singgah membeli kopi. tidak tanggung tanggung saya memilih kopi dengan 3x lipat kandungan kafein. Setelah merasa cukup konfiden saya pun lanjut menyetir. Sekitar 2 jam sebelum sampai di tujuan, kembali rasa ngantuk menyerang, sangat berbahaya memang karena jalur highway semua mobil melaju dengan sangat cepat. Walaupun satu gelas kopi sudah habis,  di tengah rasa ngatuk yang menyerang akhirnya sebuah metode baru mengusir ngantuk saya temukan. Sebotol air mineral saya ambil dan saya guyurkan beberapa kali ke atas kepala, sontak rasa ngantuk itu ilang. Dan saya pun melakukannya berkali kali setiap rasa ngantuk itu menyerang akhirnya saya tiba di tujuan degan selamat walaupun baju saya basah dan masuk angin...

Sekian semoga bermanfaat.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cita cita ku menjadi engineer

Road Trip Adventure : Pengalaman Nyetir dari Abu Dhabi ke Oman

One Of The Best Place for Retire, Sorowako